Jakarta - Narwastin terkejut pada Minggu, 11 Mei 2014, siang diberi tahu bahwa isi rekeningnya di Bank Mandiri berkurang Rp 18 juta. Uang itu ditarik secara bertahap di anjungan tunai mandiri (ATM) di Malaysia. Pensiunan pegawai Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, berusia 55 tahun ini tentu saja kaget saat diberi tahu oleh tim monitoring Bank Mandiri, lewat telepon, soal penarikan dana itu. Warga Kramat Jati, Jakarta Timur, ini sama sekali belum pernah ke negeri jiran itu dan kartu ATM-nya juga tidak pernah berpisah darinya.
Petugas itu meminta Narwastin memblokir kartunya. Semula Narwastin ragu. Namun, saat dia mengecek saldo rekening di salah satu ATM di Kramat Jati, isinya tinggal Rp 1 juta. Padahal mestinya saldonya Rp 19 juta. "Artinya, hilang Rp 18 juta," tutur putra Narwastin, Haris Noldi, dalam majalah detik edisi 129. "Ibu saya shock berat."
Tidak jelas apakah Narwastin merupakan salah satu korban pencurian data ATM dengan mesin skimmer, dan data digunakan untuk mencairkan uang di Malaysia. Yang jelas, Bank Mandiri awal pekan lalu memblokir lebih dari 1.200 kartu ATM yang diduga menjadi korban kejahatan skimmer. Modus kejahatan ini mencuri data kartu dengan memasang satu alat khusus pada ATM. Pencoleng juga memasang kamera tersembunyi untuk mengetahui kata angka kunci yang dipijit pemilik kartu ATM.
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan nasabah yang terjadi akibat pemblokiran kartu kredit tersebut," kata Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin dalam siaran pers. Para pemilik kartu yang diblokir, di antaranya dokter Suzy, mesti datang ke kantor Mandiri. "Nasabah dapat segera datang ke cabang dan mengganti kartu ATM lama dengan yang baru secara gratis," ujarnya.